Laman

Jumat, 28 Mei 2010





Praktikum II

A. Judul : Filum Porifera

B. Tujuan Praktikum :

1. Untuk melatih mahasiswa dalam mendeskripsikan ciri khas anggota-anggota Porifera berdasar ciri morfologi struktur tubuh

2. Untuk melatih mahasiswa dalam melakukan identifikasi terhadap anggota porifera

C. Dasar Teori

Tubuh porifera masih diorganisasi pada tingkat seluler, artinya tersusun atas sel-sel yang cenderung bekerjasecara mandiri, masih belum ada koordinasi antara sel satu dengan sel yang lainnya. Kata “porifera” berasal dari kata latin, pori = lubang-lubang kecil dan faro = mengandung membawa. Kata tersebut menunjukkan kekhususan hewan yang bersangkutan, yaitu : memiliki banyak lubang-lubang kecil dan bila disingkat cukup disebut : hewan berpori-pori. Bila dibandingkan dengan susunan tubuh protozoa maka susunan tubuh porifera adalah lebih kompleks. Sebab tubuhnya tidak lagi terdiri ats satu sel, tetapi tersusun atas banyak sel. Oleh karena itu beberapa ahli memasukkan porifera dalam kelompok hewan metazoa, walaupun dalam tingkat rendah.

Porifera merupakan phylum antara protozoa dan coelenterata. Kesukaran dalam menghubungkan dengan metazoa sebenarnya adalah pada sejarah embryonal yang khusus. Atas dasar itulah porifera digolongkan dalam kelompok parazoa (di samping) atau hewan sampingan. Porifera mempunyai ciri-ciri khusus :

1). Tubuh memiliki banyak pori, yang merupakan awal dari sistem kanal (saluran air) yang menghubungkan daerah eksternal dengan darah internal

2). Tubuh tidak dilengkapi dengan apendiks dan bagian yang dapat digerakkan

3). Belum memiliki sistem saluran pencernaan.

Pada umumnya porifera hidup di air laut, yaitu tersebr atau terbentang sejak daerah perairan pantai (tide) yang dangkal hingga daerah kedalaman 5,5 km. Familia yang hidup di air tawar biasanya termasuk pada familia Spongilidae. Fase dewasa bersifat sesil, artinya menetap pada suatu tempat tanpa mengadakan perpindahan. Hewan ini mengikatkan diri pada suatu obyek yang keras yang dipakai sebagai tambahan, misalnya batu-batuan, kayu-kayu yang tenggelam didalam air dan ada juga yang melekat pada cangkok hewan-hewan Mollusca. Antara bagian tubuh utamanya dengan tambatan dihubungkan oleh tangkal atau pendekula yang dibagian proksimal mengadakanpelebaran sebagai bentuk cakram atau bentuk yang menyerupai akar. Bentuk tubuh sangat bervariasi, yaitu ada yang menyerupai kipas, jambangan bunga, batang, globural, genta, terompet dan lainnya: hewan porifera sebagian besar membentuk koloni yang sering tampak tidak teratur, sehingga tampak seperti tumbuhan. Warna tubuh porifera bermacan-macan misalnya berwarna kelabu, kunig, merah, biru, hitam, putih keruh coklat, jingga, hijau dam lain-lainnya. Warna tubuh sering berubah, tergantung tempat sinar. Warna-warna itu diperkuat atau diperlemah warna lain, karena didalam tubuhnya mengandung ganggang yang memiliki warna juga. Ganggang ini rupanya mengadakan simbiosis dengan porfera.

a. Struktur Tubuh Porifera

Dinding tubuh tersusun atas dua lapis yaitu :

1). Lapis luar yang disebut epidermis ayau ephitelium dermal tapi menurut ­–ambenfels sel-sel itu bukan sel ephitelium sebenarnya, dan sering disebut Pinacocyt dan kadang-kadang mempunyai satu flagellum.

2). Lapis dalam yang terdiri atas jajaran sel-sel berleher yang disebut Choanocyt yang berbentuk botol yang berbahan gelatin. Didalam zat antar itu terdapat :

v Amoebocyte yang berfungsi mengedarkan zay-zat makanan ke sel lainnya dan menghasilkan gelatin

v Porocyte (sel pori) atau myocyt

v Scleroblast yang berfungsi membentuk spikula (kerangka tubuh)

v Archeocyt merupakan sel amoebosit embrional yang tumpul dan dapat membentuk sel-sel lainnya misalnya sel-sel reproduktif

v Spicula yang merupakan unsur pembentuk tubuh

Berhubung dinding tubuh porifera terdiri atas dua lapis, yaitu lapis luar (ektodermal) dan lapisan dalam (endodermal), maka ditinjau dari sudut sejarah embrionalnya porifera termasuk diplobastis.

Ditinjau dari pembentuk kerangkanya, maka porifera dapat dikelompokkan menjadi 3 golongan yaitu :

1. Porifera lunak

Porifera jenis ini kerangkan tubuhnya tersusun bahan spongin (organis). Porifera jenis ini, biasanya telah mati tubuhnya dapat digunakan sebagai alat penggosok tubuh pada waktu mandi, penggosok alat-alat rumah tangga misalnya meubelair dan lain-lainnya, benda semacam ini biasanya disebut sponsa.

2. Porifera Kapur

Porifera jenis ini kerangka tubuhnya trbuat dari bahan kristal zat kapur atau CaCo3.

3. Porifera Silikat

Porifera jenis ini kerangka tubuhnya terbuat dari bahan kristal silikat H2Si3O7, kristal-kristal yang terbentuk seperti duri, binatang, mata kail, jangkar, dan lain-lain yang biasa disebut spikula itu merupakan hasil bentukan atau sekresi dari sel-sel skleroblast. Sedangkan spongin merupakan sekresi dari sel-sel spongioblast.

b. Pencernaan makanan

Makanan porifera berupa plankton atau bahan organik yang masuk bersama aliran air melewati pori.Porifera tidak mempunyai saluran makanan ,sistim pencernaan berlangsung secara intraseluler .makanan masuk melalui leher (koanosit) dan berlangsung proses pencernaan makanan,selanjutnya zat makanan diedarkan oleh sel-sel ameboid ke seluruh tubuh

c. Sistem saluran air.

Porifera mempunyai saluran air.dimulai dari pori tubuh dan berakhir pada lobang keluar yang disebut oskulum.saluran air tersebut berfungsi sebagai alat untuk melewatkan bahan makanan dari luar kedalam tubuh dan zat-zat sisa metabolisme keluar tubuh .

Ada 3 tipe sistim saluran air pada porifera :



a) Tipe Ascon Yang berbentuk jamban bunga yang merupakan tipe paling sederhana dan dapat kita lihat suatu rongga sentral yang disebut spongiocoel atau paragaster. Ujung atas dari jambangan terdapat lubang besar yang disebut osculum. Lubang itu merupakan pintu masuk aliran air yang menuju kedalam rongga paragester. air yang masuk melalui pori atau ostium bergerak melewati saluran menuju rongga tubuh (spongiosol). Selanjutnya air keluar melalui oskulum. Contoh Leucosolenia.

b) Tipe Sikon merupakan tipe saluran air yang ostiumnya dihubungkan dengan saluran air yang bercabang –cabang ke rongga-rongga sel koanosit. selanjutnya ,air bergerak menuju ke spongiosol dan akhirnya keluar melalui oskulum. ( lihat gambar b dibawan ini). Contoh: Scypha.

c) Tipe Rhagon merupakan tipe saluran air yang paling komplek air yang masuk melalui pori atau ostium menuju kerongga –rongga bulat yang saling berhubungan .air dari rongga mengalir menuju ke spongiosol dan akhirnya keluar melalui oskulum . ( lihat gambar a dibawan ini) contoh Spongila.

d.



Reproduksi Porifera

Porifera dapat melakukan reproduksi secara aseksual dan seksual.

1). reproduksi secara aseksual

dilakukan dengan membentuk kuncup (budding) kuncup akan memisahkan diri dari tubuh induknya dan tumbuh menjadi individu baru. selain itu ada juga yang menempel pada tubuh induk sehingga tampak seperti koloni porifera.

2). Reproduksi secara seksual

berlangsung melalui pertemuan ovum dan spermatozoid. kedua sel gamet tersebut berkembang dari sel arkeosit. pembuahan ovum oleh spermatozoid terjadi di daerah mesoglea dan membentuk zigot. zigot akan tumbuh membentuk larva bersilia,disebut amfiblastula selanjutnya larva akan keluar dari tubuh porifera melalui oskulum, berenang mencari lingkungan yan sesuai dan tumbuh menjadi porifera dewasa.

D. Alat dan Bahan

1. Media asli awetan hewan dari filum porifera

2. Media gambar

3. Mikroskop

4. Loupe

E. Cara Kerja

a. Melakukan pengamatan langsung dan tidak langsung terhadap perparat yang diamati

b. Menggambar struktur morfologi daripreparat yang diamati

c. Melakukan identifikasi terhadap anggota porifera yang diamati

F. Hasil Pengamatan

a.



b. Spongin yang berspikula



c. Spongin yang tidak berspikula



G. Pembahasan

Tubuh porifera masih diorganisasi pada tingkat seluler, artinya tersusun atas sel-sel yang cenderung bekerja secara mandiri, masih belum ada koordinasi antara sel satu dengan sel yang lainnya. Dan untuk menunjang tubuhnya yang lunak maka porifera memiliki penyokong tubuh yang tersusun atas bentuk kristal dan spikula-spikula atau bahan serabut yang terbuat dari bahan organik.

Ditinjau dari pembentuk kerangkanya, maka porifera dapat dikelompokkan menjadi 3 golongan yaitu :

1. Porifera lunak

Porifera jenis ini kerangkan tubuhnya tersusun bahan spongin (organis). Porifera jenis ini, biasanya telah mati tubuhnya dapat digunakan sebagai alat penggosok tubuh pada waktu mandi, penggosok alat-alat rumah tangga misalnya meubelair dan lain-lainnya, benda semacam ini biasanya disebut sponsa.

2. Porifera Kapur

Porifera jenis ini kerangka tubuhnya trbuat dari bahan kristal zat kapur atau CaCo3.

3. Porifera Silikat

Porifera jenis ini kerangka tubuhnya terbuat dari bahan kristal silikat H2Si3O7, kristal-kristal yang terbentuk seperti duri, binatang, mata kail, jangkar, dan lain-lain yang biasa disebut spikula itu merupakan hasil bentukan atau sekresi dari sel-sel skleroblast. Sedangkan spongin merupakan sekresi dari sel-sel spongioblast.

Baik scleroblast maupun spongioblast merupakan sel-sel khusus dari mesenchym. Menurut Minchin, scleroblast yang merupakan bentuk khusus dari sel mesenchym itu sebetulnya derivate dari sel dermal epithelium yang masuk kedalam mesoglea dan disitu mmembentuk spikula dengan cara bersekresi. Spikula-spikula yang bersifat monoakson (spikula bersumbu satu) dibentuk oleh sebuah sel scleroblast. Di dalam sel scleroblast tersebut mula-mula terjadi seutas benang yang terbuat dari bahan organik, kemudian di sekitar benang itu didepositkan bahan-bahan CaCo3 seluruh bentukan itulah yang kemudian menjadi spikula. Setelah spikula terbentuk maka sel scleroblast lalu membelah diri menjadi dua, yang satu di sebelah sel pembentuk atau founder sedang yang lain disebut sel penebal atau thickner. Bila spikula tlah sempurna terbentuk, maka sel scleroblast akan meninggalkan spikula. Tetapi spikula-spikula yang bersifat triakson, dibentuk oleh 3 sel scleroblast, sedangkan spikula tetrakson dibentuk oleh empat sel scleroblast. Bila spikula-spikula tersebut telah selesai terbentuk selanjutnya akan bertemu atau bergandengan satu dengan yang lain di ujung-ujung cuatannya.

H. Kesimpulan

Tubuh porifera masih diorganisasi pada tingkat seluler, artinya tersusun atas sel-sel yang cenderung bekerjasecara mandiri, masih belum ada koordinasi antara sel satu dengan sel yang lainnya. Pada umumnya porifera hidup di air laut, namun ada juga yang hidup di air laut contoh Familia yang hidup di air tawar biasanya termasuk pada familia Spongilidae.

Porifera mempunyai ciri-ciri khusus yaitu :

1). Tubuh memiliki banyak pori, yang merupakan awal dari sistem kanal (saluran air) yang menghubungkan daerah eksternal dengan darah internal

2). Tubuh tidak dilengkapi dengan apendiks dan bagian yang dapat digerakkan

3). Belum memiliki sistem saluran pencernaan.

Porifera memiliki 3 tipe saluran air yaitu :

a). tipe askon

b). tipe sycon

c). tipe Rhagon

I. Tugas

Soal

1. Gambarkan sistem kanal pada tubuh porifera pada berbagai tipe saluran air

2. Jelaskan proses pembentukan spikula tipe monoakson dan triakson

3. Buatlah skema klasifikasi porifera berdasarkan literatur.

Jawaban

1.

- Gambar A : menunjukan tipe saluran air ascon yaitu tipe saluran air yang sederhana.

- Gambar B : menunjukan tipe saluran air yang bercabang-cabang.

- Gambar C : menunjukan tipe saluran air yang kompleks.

2. Proses pembentukan spikula tipe monoakson dan tipe triakson

- tipe monoakson,spikula-spikula yang bersifat monoakson (spikula bersumbu satu) dibentuk oleh sebuah sel scleroblast didalam sel scleroblast tersebut mula-mula terjadi seutas benang yang terbuat dari bahan organik, kemudian disekitar benang itu di depositkan bahan-bahan CaCO3 Seluruh bentukan itulah yang kemudian menjadi spikula. Setelah stikula terbentuk maka sel scleroblast yang membelah diri menjadi 2 yang satu disebelah sel pembentuk atau founder semaka sel dang yang lain disebut sel penebal (thickner).

- tipe reakson, dibentuk oleh sel scleroblast, bila spikula telah sempurna terbentuk scleroblast akan meninggalkan spikula. Bila spikula tersebut telah selesai terbentuk selanjutnya akan bertemu yang lain di ujung-ujung cuatannya.

3. Klasifikasi Filum Porifera:

- Kelas Calcarea : Ordo Asconosa,ordo syconosa

- Kelas Hexatinilida : ordo hexastorophora dan ordo Ampihidiscophora

- Kelas Demospongiae : ordo Carnosa, ordo keratosa,ordo epipolasida.

J. Daftar Pustaka

Brotowidjoyo. 1989. Zoologi Dasar. Erlangga. Jakarta

Maskoeri Jasin. 2010. Zoologi Invertebrata. Sinar Wijaya. Surabaya

Sugeng Paranto. 1982. Invertebrata Sistematik hewan Rendah 1. FKIE IKIP Surabaya

Team penyusun. 2010. Penuntun Praktikum Mikroteknik. Laboratorium jurusan biologi. UNG